
Peran Penyuluh Pertanian dalam Modernisasi Pertanian untuk Mendukung Swasembada Pangan 2027
Semarang, 3/12/2024. Dalam rangka mempercepat modernisasi sektor pertanian, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) Jawa Tengah, bekerja sama dengan Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Tengah, menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertema “Peran Penyuluh Pertanian dalam Penerapan Modernisasi Pertanian untuk Mendukung Indonesia Menuju Swasembada Pangan 2027”.
Acara ini dihadiri oleh puluhan penyuluh pertanian dari seluruh wilayah Jawa Tengah. Sebagai narasumber utama, Dr. Ir. Agung Prabowo, M.Eng., Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan), memberikan paparan mendalam tentang strategi dan langkah konkret yang dapat dilakukan oleh penyuluh untuk mendukung modernisasi sektor pertanian Indonesia.
Dalam paparannya, Agung menjelaskan bahwa penyuluh pertanian memiliki peran strategis dalam membawa perubahan di lapangan. “Modernisasi pertanian tidak hanya bergantung pada alat dan teknologi, tetapi juga pada perubahan pola pikir petani yang harus diarahkan oleh penyuluh,” tegasnya.
Agung juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi para penyuluh agar mampu menguasai teknologi terbaru yang relevan dengan kebutuhan pertanian modern. Hal ini mencakup penguasaan teknologi pertanian presisi, penggunaan drone, sensor berbasis Internet of Things (IoT), dan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dalam sesi diskusi, Agung memaparkan sejumlah langkah strategis yang dapat diimplementasikan oleh penyuluh pertanian, antara lain:
- Peningkatan Kompetensi Diri: Penyuluh harus aktif mengikuti pelatihan dan kursus yang mendukung penguasaan teknologi pertanian modern, termasuk penggunaan alat presisi, mekanisasi, dan aplikasi berbasis data.
- Transfer Pengetahuan kepada Petani: Penyuluh diharapkan menjadi penghubung antara teknologi dan petani melalui pelatihan, pendampingan, dan pengenalan aplikasi digital untuk manajemen lahan, prediksi panen, serta pemasaran hasil pertanian.
- Meningkatkan Akses Teknologi: Menjalin kemitraan dengan penyedia alat dan teknologi pertanian untuk memastikan petani dapat mengakses alat modern dengan mudah dan terjangkau. Demonstrasi lapangan menjadi salah satu cara efektif untuk membuktikan manfaat teknologi.
- Mendukung Digitalisasi Pertanian: Penyuluh perlu mendampingi petani dalam menggunakan e-commerce untuk penjualan hasil pertanian dan melatih mereka mengoperasikan perangkat digital seperti smartphone atau komputer.
- Membangun Kemitraan Strategis: Berkolaborasi dengan universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan teknologi untuk mempromosikan inovasi dan mendukung adopsi teknologi modern di lapangan.
- Pengembangan Infrastruktur Pendukung: Penyuluh harus berperan aktif dalam mendorong pemerintah menyediakan akses internet di wilayah pertanian, membangun gudang pintar, dan meningkatkan sistem logistik modern.
- Meningkatkan Kesadaran dan Motivasi Petani: Melalui edukasi, penyuluh dapat membantu petani memahami pentingnya modernisasi untuk meningkatkan hasil produksi dan efisiensi.
- Mendukung Keberlanjutan Pertanian: Mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dan praktik pertanian berkelanjutan seperti penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Bimtek ini menjadi bagian dari upaya mendukung target besar swasembada pangan nasional pada 2027, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam penutupnya, Dr. Agung menekankan bahwa penyuluh pertanian adalah pilar utama dalam mendorong transformasi sektor pertanian. “Dengan kolaborasi yang kuat antara penyuluh, petani, dan teknologi, Indonesia akan mampu mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Para peserta Bimtek mengaku antusias dengan materi yang diberikan. “Kami merasa semakin yakin bahwa modernisasi pertanian dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing petani,” ungkap salah satu penyuluh dari Kabupaten Banyumas.
Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif dan komitmen bersama untuk terus mendukung transformasi pertanian menuju Indonesia yang swasembada pangan dan berdaya saing global.