
Pelatihan Agribisnis Padi untuk Pengambil Kebijakan dari Negara-negara Afrika
Tangerang, 21/11/2023. Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisai Pertanian (BBPSI Mektan) menerima kunjungan peserta Training Course on Rice Agribusiness for Policy Makers from African Countries. Para peserta memulai pelatihan dengan mendapatkan pengetahuan tentang mekanisasi pertanian di Indonesia, dan diskusi terkait peluang kolaborasi yang bisa dilakukan dengan negara-negara afrika yang hadir mengikuti pelatihan selama 1 (satu) pekan tersebut. Dalam pemaparannya pihak BSIP Mekanisasi Pertanian membagi pengalaman kepada peserta training tentang kebijakan pengembangan mekanisasi pertanian dan implementasi nya di Indonesia, program-program komprehensif khususunya di bidang mekanisasi pertanian yang dirancang untuk mengatasi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pembuat kebijakan di bidang agribisnis padi.
Program pelatihan yang berlangsung dari 19-26 November 2023 ini diikuti oleh 15 peserta yang merupakan pemangku kebijakan pertanian dan berasal dari beberapa negara afrika, terdiri dari 15 Pejabat dari Guinea, Zambia, Gambia, Senegal, Tanzania, Somalia dan Burundi.
Dalam sambutannya Kepala BBPSI Mektan, Agung Prabowo menyampaikan, “Pelatihan ini tidak hanya sekedar serangkaian sesi materi; ini adalah platform untuk para pemangku kebijakan untuk berdialog, pertukaran ide, dan menjalin hubungan yang akan menjadi peluang kolaborasi di masa depan. Berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain akan menjadi katalisator perubahan positif yang akan berdampak jauh melampaui batas negara masing-masing,” katanya.
Di pengujung kegiatan, dua orang peserta memberikan kesannya mengunjungi BBPSI Mektan. Mr. Lamin Darboe dari Gambia, mengatakan,"Suatu kehormatan bagi saya bisa berkunjung ke Indonesia bersama dengan rekan-rekan dari 6 negara lainnya. Di sini kami dapat kesempatan mengetahui bermacam alat mesin pertanian yang belum ada dan belum diaplikasikan di negara kami," katanya.
Mr. Nchimunya Munsanda Siyokwa, peserta dari Zambia menyampaikan,"Sungguh pengalaman berharga. Di sini kami dikenalkan aneka alat mesin pertanian baik untuk persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Semoga dapat ditindaklanjuti dengan kerjasama antara Indonesia dan Zambia terkait mekanisasi pertanian ini," katanya..
Di akhir kursus, para peserta harus mempresentasikan Rencana Aksi untuk mempromosikan dan meningkatkan agribisnis padi di negaranya masing-masing, dan para peserta juga akan dievaluasi untuk mengetahui peningkatan kompetensi mereka mengenai topik-topik tersebut untuk mendapatkan umpan balik untuk perbaikan program pelatihan tersebut di masa depan. Semoga pelatihan ini diisi dengan pembelajaran bersama, diskusi bermanfaat, dan terjalinnya koneksi yang akan membentuk masa depan agribisnis padi. (TS/Ihsan)